Pena Populer

Kamis, 02 April 2015

REVIEW : THE GIRL WHO CAN SEES SMELLS EPISODE 1

Finally ep 1 tayang juga......

So far aku suka banget sama semua hal yang ada di drama ini, termasuk chemistry antara Yoochun dan Shin Sekyung. Tuh kan, aku gak pernah salah liat. Chunie sama sekyungie itu pasangan yang cute banget. Cuma berdiri sebelahan aja udah keliatan cute. Hahahahaha.

Kemunculan Song Jong Ho oppa yang kemungkinan besar adalah si pembunuh Eunsol adiknya Mugak cukup mengejutkan. Karena aku pikir, si pria berbaju dokter itu bakal di sembunyikan identitasnya sampai beberapa episode kedepan tapi nyatanya tidak. Kemunculan Song Jong Ho oppa -belum diketahui siapa namanya di drama- malah makin menambah pening otakku. Siapa dia? Apa dia benar pembunuh yang sama dengan insiden orang tua Cho rim? Atau dia adalah patner si barcode murder? Yang menarik perhatianku adalah ternyata klinik Song Jong Ho oppa satu gedung dengan restoran milik chef Jae Hee (Namgong Min). Apa ini suatu kebetulan juga? Soalnya aku keukeuh punya anggapan Kwon Jae Hee adalah si barcode murder atau paling tidak dia terlibat. Hahahaha kayaknya seru aja liat Namgong min jadi psikopat, jangan lempeng-lempeng aja gitu karakternya :P

Soal rating yang cuma 5,6 % sebenernya agak mengecewakan sih. Mungkin masih kena efek Hajina (Hyde Jekyll Me) yang ending di 4,4 %. Tapi kalo dilihat dari jalannya cerita di episode 1, aku cukup optimis rating bakal perlahan naik. Jangan lupa juga sama drama pesaingnya: 'Unkind Women' dan 'Angry mom' yang juga bagus banget. Good luck deh buat TGWSS Team!!!

Soal akting. Gak ada yang perlu diragukan soal aktingnya Yoochun. Dia udah bisa dibilang pro. Akting nangis dia pas eunsol meninggal nilainya A (Masih jauh sih kalo dibandingin sama akting nangisnya Joo won di Bridal mask yang total abis). Akting komikal udah jadi andalan dia, dalam 1 scene saja kita bisa lihat 1234567890 ekspresi komikal chunie. hahahaha.

Yang bikin aku seneng, tentu saja aktingnya Shin Sekyung yang sangat berkembang. Ternyata dia punya sisi komikal juga, ekpresinya bagus. So far karakter Cho rim sangat cocok dengan dia. Sebenernya dari awal aku pengen yang meranin Cho rim tuh Han Groo. Kebayang aja gitu tengilnya Han Groo. Hahahaha. Tapi Sekyung bener-bener improve di drama ini, jadi okelah ^^

REVIEW

Cerita dimulai saat Cho Eun Sol (Nama Chorim sebelum insiden) pulang kerumah. Dia pun mengirim sms kepada ibunya untuk dimasakan ramyun. Saat Chorim memasuki rumah dia melihat seseorang sedang menyeret tubuh orang tuanya. Cho rim kaget bukan main namu dia hanya bisa mematung ditempatnya berdiri.


Si pembunuh itu kemudian berjalan mendekati Cho rim dan sempat mengelus kepala chorim sebelum mengarahkan tangannya ke leher untuk mencekiknya. Saat jam dinding berdenting, Chorim seakan tersadar dari kebekuan tubuhnya, dia pun lari sambil berharap semoga orangtuanya masih hidup. Saat itu si pembunuh sempat menarik baju Chorim, dan namtag 'Choi Eun Sol' pun terlepas. Si pembunuh pun kembali mengejar Cho Rim yang berlari di jalanan yang sepi. Namun naas, sebuah mobil menabrak tubuhnya dan terpental.

Saat itu Cho rim masih bisa melihat si pembunuh sedang berdiri di kegelapan sebelum akhirnya dia tidak sadarkan diri.

***

Mugak menerima telepon dari adiknya yang juga bernama Choi Eun Sol, bahwa bus yang dia tumpangi mengalami kecelakaan namun dia hanya menderita luka kecil dan sedang menunggu untuk dibawa kerumah sakit. Eunsol pun meminta kakaknya untuk dibawakan kue beras pedas karena dia sangat lapar.


Mugak kemudian pergi ke rumah sakit tempat Eunsol dirawat. Ketika sedang mencari tempat tidur Eunsol, Mugak bertabrakan dengan seorang pria berbaju dokter dimana baju dan tangannya berlumuran darah. Namun Mugak sama sekali tidak curiga karena tempat ini adalah UGD.


Mugak pun sampai di bangsal Eunsol dan mengira Eunsol sedang tidur. Mugak pun bilang kalau Eunsol bisa kembali tidur setelah makan kue beras pedas yang dia bawa, namun
Eunsol sama sekali tidak merespon. Mugak pun mendekat dan membalikan badan Eunsol yang ternyata sudah berlumuran darah. Terdapat sayatan pisau dileher Eunsol. Mugak menangis dan memanggil dokter atau suster untuk segera menolong adiknya.


Setelah 7 hari dinyatakan hilang, pasangan nelayan ditemukan meninggal. Merekalah orang tua Choi Eunsol (Chorim). Ketika Cho rim mengalami kecelakaan, polisi berusaha menghubungi orang tuanya namun mereka tidak bisa dihubungi, sejak saat itulah mereka dinyatakan hilang. Mayatnya ditemukan di tepi pantai. Polisi Oh dengan rekannya pun datang ke TKP. Polisi Oh melihat di tangan korban terdapat irisan-irisan kecil membentuk seperti barcode.

193 hari kemudian, Cho Eunsol (Chorim) bangun dari komanya. Polisi Oh yang selalu memantau perkembangan Cho rim pun sedang berada disana. Namun saat Eunsol (Chorim) bangun dia merasa ada yang aneh di sekelilingnya. Dia melihat partikel-partikel aneh berterbangan dengan warna yang berbeda-beda. Dia pun ketakutan. Dari mulai bunga, AC sampai tubuh seseorang mengeluarkan partikel berwarna yang berbeda-beda. Mata Eunsol sebelah kiri ternyata berubah menjadi biru kehijauan.


Tidak ada hal medis yang bisa menjelaskan kenapa mata sebelah kirinya berubah warna. Orang-orang disekitarnya memandang aneh, itulah sebabnya Chorim menutupi mata kirinya. Saat masa perawatan selesai, Eunsol yang kini bernama Chorim dan mengira Polisi Oh adalah ayahnya pun bersiap untuk pulang. Ya, Eunsol menderita amnesia. Polisi Oh memberikan sebuah lensa kontak untuk menutupi mata kirinya.

***
6 Bulan kemudian

Chorim bersiap pergi kesekolah. Dia pun berpamitan dengan sang ayah. Mr. Oh mewanti-wanti Chorim untuk berhati-hati di jalan.
Scene beralih ke sebuah cafe, sepertinya Chorim ingin membeli eskrim. Dia bisa melihat warna dari setiap rasa eskrim. Bau yang biasanya dicium oleh hidung bisa nampak dengan matanya.

Seorang pembeli lupa telah meninggalkan dompetnya di meja cafe, dia pun menanyakan dompetnya ke si pelayan. Namun si pelayan mengatakan dia tidak melihatnya. Chorim mencoba menganalisa bau dari si wanita untuk menemukan dompet tersebut. Ternyata dompet tersebut disembunyikan di bawah topi si pelayan. Setelah wanita itu pergi, Chorim meminta si pelayan (dengan bahasa isyarat) untuk mengembalikan dompet itu karena dia melihat kalau dompet itu ada dibawah topi.

***
Mugak terlihat sedang melahap ramyun ke 5 nya hari itu di sebuah minimarket. Dia sedang mengintai seorang buronan. Sementara 2 detektif berjaga diluar terlihat sedang memperdebatkan soal fashion. Detetif Yeh merasa aneh kenapa seorang polisi tingkat bawah seperti Mugak ikut pengintaian selama 5 hari dan mempertanyakan apakah polisi choi sempat tidur atau tidak. Menurut Detektif Ki, Mugak melakukan itu untuk mendapatkan promosi.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar